Rabu, 31 Juli 2013

PROFIL KOTA PROBOLINGGO

Letak Kota Probolinggo berada pada 7º 43’ 41” sampai dengan 7º 49’ 04” Lintang Selatan dan 113º 10’ sampai dengan 113º 15’  Bujur Timur dengan luas wilayah 56,667 Km². Disamping itu Kota Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan kota-kota (sebelah timur Kota) :  Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan kota-kota (sebelah barat Kota) : Pasuruan, Malang, Surabaya.
Adapun batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi :
1.    Sebelah Utara         :    Selat Madura
2.    Sebelah Timur     :    Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo
3.    Sebelah Selatan   :    Kecamatan Leces, Wonomerto, Sumberasih Kab. Probolinggo
4.    Sebelah Barat        :    Kecamatan Sumberasih Kabupaten   Probolinggo

Luas wilayah Kota Probolinggo tercatat sebesar 56.667 Km². Secara administrasi pemerintahan Kota Probolinggo terbagi dalam 3 (tiga) Kecamatan dan 29 Kelurahan yang terdiri dari Kecamatan Mayangan terdapat  11 Kelurahan, Kecamatan Kademangan terdapat  9 Kelurahan, dan Kecamatan Wonoasih terdapat  9 Kelurahan.
Kota Probolinggo mempunyai perubahan iklim 2 jenis setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada kondisi normal, musim penghujan berada pada bulan Nopember hingga April, sedangkan musim kemarau berada pada bulan Mei hingga Oktober setiap tahunnya. Jumlah curah hujan pada tahun 2007 dari hasil pemantauan pada 4 stasiun pengamatan hujan yang ada di Kota Probolinggo, tercatat 1.072 mm dan hari hujan sebanyak 63 hari. Apabila dibandingkan dengan rata-rata curah hujan tahun 2006 sebesar 1.368 mm dengan 74 hari hujan, maka kondisi tahun 2007 lebih kering dibandingkan tahun 2006, dimana curah hujan per hari pada tahun 2006 sebesar 3,75 mm/hari, sedangkan curah hujan per hari pada tahun 2007 sebesar 2,94  mm/hari. Curah hujan terlebat terjadi pada bulan Pebruari dan Maret rata-rata sebesar 19,84 mm per hari. Selain itu pada bulan Juli sampai dengan September di Kota Probolinggo terdapat angin kering yang bertiup cukup kencang (kecepatan dapat mencapai 81 km/jam) dari arah tenggara ke barat laut, angin ini populer dengan sebutan “ Angin Gending “ .
Secara umum, kondisi dan struktur tanah Kota Probolinggo cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman. Hal ini banyak dipengaruhi oleh pengairan yang cukup, sehingga memungkinkan pengembangan lahan sawah untuk tanaman pangan maupun hortikultura, khususnya bawang merah yang merupakan komoditi unggulan.
Meskipun merupakan wilayah perkotaan, pola penggunaan tanah di Kota Probolinggo ternyata masih terdapat lahan sawah seluas 1.967,70 hektar (21 %), lahan bukan sawah seluas 3.699,00 hektar (39,5 %). Lahan bukan sawah terbagi atas lahan kering 3.595,00 hektar (38,4 %) dan lahan lainnya (tambak) seluas 104 hektar (1,11%).Melihat potensi dan pemanfaatan wilayah demikian itu, banyak alternatif yang bisa dipilih untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pemberdayaan potensi daerah kota, guna mewujudkan visi Kota Probolinggo sebagai kota tujuan investasi yang perspektif, kondusif dan partisipatif.
Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari 50 meter diatas permukaan air laut. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian terhadap permukaan air laut semakin bertambah. Namun demikian seluruh wilayah Kota Probolinggo relatif berlereng (0-2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi tanah dan genangan air cenderung terjadi didaerah ini.
Berdasarkan kondisi Kota Probolinggo saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki serta aspirasi masyarakat Kota Probolinggo, maka Visi Pembangunan Kota ProbolinggoTahun 2006–2025 adalah :
“ TERWUJUDNYA MASYARAKAT KOTA PROBOLINGGO YANG AMAN, DEMOKRATIS, ADIL DAN SEJAHTERA”
Visi Kota Probolinggo Tahun 2006-2025 ini merupakan sebuah gambaran yang menjadi cita-cita luhur bersama masyarakat Kota Probolinggo dengan tetap mempertahankan karakteristik masyarakat Kota Probolinggo yang agamis, rukun, demokratis dan partisipatif.
Keberhasilan pembangunan di Kota Probolinggo untuk 20 tahun mendatang akan diukur secara obyektif, akurat dan transparan melalui asas kesejahteraan, kemandirian serta daya saing yang dimiliki oleh masyarakat Kota Probolinggo dalam percaturannya secara regional, nasional maupun global. Otonomi daerah yang memberikan kewenangan yang luas kepada daerah otonom untuk mengelola pembangunan daerahnya dimaknai oleh Kota Probolinggo untuk menjadikan Kota yang mampu memanfatkan seoptimal mungkin sumberdaya yang dimiliki dalam rangka mewujudkan masyarakat Kota Probolinggo yang sejahtera seutuhnya, mandiri dalam segala bidang kehidupan serta memiliki keunggulan daya saing (comparative advantage).
Sejahtera merupakan keadaan sentosa dan makmur yang diartikan sebagai keadaan yang berkecukupan atau tidak kekurangan, yang tidak saja memiliki dimensi fisik atau materi, tetapi juga dimensi rohani.
Kemandirian merupakan manifestasi dari otonomi daerah, yaitu hak setiap daerah untuk menentukan arah nasibnya sendiri serta mewujudkan yang terbaik bagi daerahnya. Dalam konteks inter regional development kemandirian bukan berarti mengisolasi diri dari keterkaitan dengan daerah lain tetapi tetap membangun hubungan saling ketergantungan yang mutualistik dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kota Probolinggo yang mandiri adalah kota yang diwarnai dengan masyarakat yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
Kemandirian suatu daerah akan sangat dipengaruhi oleh daya saingnya yang kokoh yang tercermin dalam setiap aktivitas kehidupan masyarakatnya. Daya saing merupakan semangat internal baik secara individual maupun kolektif akan  tercermin dari  kualitas sumberdaya daerah beserta pengelolaannya yang bijak dan berkelanjutan. Daya saing daerah akan ditandai kualitas sumber daya  manusia masyarakat Kota Probolinggo yang agamis, demokratis, rukun dan partisipatif, sehingga menjadi pelaku-pelaku pembangunan yang andal dan gigih disertai dengan dedikasi dan integritas moral yang tinggi. Daya saing daerah juga tercermin oleh pengelolaan pemerintahan daerah yang secara murni dan konsekuen menerapkan prinsip-prinsip tata perintahan yang baik (good governance).
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan Kota Probolinggo tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan  sebagai berikut :
Mewujudkan Trikarsa Bina Praja, yaitu tiga kehendak masyarakat Kota Probolinggo untuk melestarikan ciri khas Kota Bayuangga (Angin, Anggur dan Mangga), membangun citra kota Indaditasi (Industri, Perdagangan, Pendidikan dan Transportasi), dan membudayakan motto Kota Bestari (Bersih, Sehat, Tertib, Aman, Rapi dan Indah). Mewujudkan peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama dan  harmonisasi antar kelompok masyarakat ;
Mewujudkan peningkatan aksesibilitas serta kualitas kesehatan;
Mewujudkan penanggulangan kemiskinan, perbaikan iklim ketenagakerjaan, dan memacu kewirausahaan ;
Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan percepatan pembangunan infrastruktur ;
Mewujudkan optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup ;
Mewujudkan ketenteraman dan ketertiban, supremasi hukum dan HAM ;
Mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar